Sebagaimana dengan penanggalan bulan masehi,
masyarakat seluruh dunia telah melewati tahun yang baru. Tahun yang baru
berarti tambah semangat yang baru, semangat dalam segala hal yang bersifat
positif serta membawa kebaikan atau
manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Sebagai seorang muslim adalah
keharusan untuk selalu memperbaiki diri Muhasabah, memperbaharui niat Tajdiidun
niyah, introspeksi diri, mawas diri, merenungkan, bertafakur, bertadabbur.
supaya menjadi hamba yang selalu bersyukur kepada Allah SWT serta pandai
mengambil hikmah dari semua hal yang ia alami.
Allah menyukai hambanya yang selalu bisa mensyukuri
segala nikmat yang Ia berikan kepadanya. Allah akan menambah nikmat tersebut
jika kita mensyukurinya, begitu juga sebaliknya, jika kita tidak mensyukuri dan
ternyata malah kufur nikmat, maka sesungguhnya Adzab Allah sangat pedih, hal
ini sesuai dengan ayat al-Qur’an surat Ibrahim ayat 7;
“dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih".
al-Qur’an Surat Az-Zumar ayat 8.
“dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan,
Dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian
apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah Dia akan kemudharatan
yang pernah Dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan
Dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari
jalan-Nya. Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu
Sementara waktu; Sesungguhnya kamu Termasuk penghuni neraka".
Dan untuk menghindari kesalahan dalam bersyukur, Allah
sendiri yang langsung mengajarkan kepada kita melalui Rasulullah Muhammad SAW bagaimana
caranya untuk mengucap terima kasih kepada-Nya. Sebenarnya cara yang diajarkan oleh Nabi Muhammad tidak
terlalu muluk, atau ribet. Umat muslim diajari dengan mengucap Alhamdulillah,
Subhanallah dan Kalimah Toyyibah yang lainnya. Kalaupun mau menambah
lagi, bisa dengan bersedekah, memberi infaq kepada fakir miskin dan orang yang
membutuhkannya.
Jadi tidak perlu dengan ritual sesaji, larung sesaji,
pesta pora semalam suntuk, dua malam, tiga malam atau seminggu suntuk atau
lebih dari itu, tidak dengan minum minuman keras, menggunakan narkoba dan Tidak juga dengan menyembah patung atau berhala. Harta yang
seharusnya bisa menjadi amal ibadah buat kita, terbuang percuma dengan hal- hal
yang ternyata secara tidak sadar kita dzolim terhadap diri sendiri dan orang
lain.
Yang demikian itu Allah tidak menghendaki. Hal semacam ini yang kadang malah menyebabkan kita
secara tidak sadar telah berbuat syirik. Kita menuhankan selain Allah, kita
akhirnya menuhankan Hawa nafsu kita sendiri.
Alih- alih mendekatkan diri kepada Allah, tetapi sebenarnya salah,
sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an Surat Az-Zumar ayat 3;
“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih
(dari syirik). dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata):
"Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan Kami
kepada Allah dengan sedekat- dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan
di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah
tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar”.
Maka dari itu, sebagai seorang muslim harus berhati-
hati karena Allah sudah mengingatkan kita “jika kamu kafir Maka Sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan
Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya
Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul
dosa orang lain. kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia memberitakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui apa
yang tersimpan dalam (dada)mu”. al-Qur’an Surat
Az-Zumar ayat 7. Wallahu ‘alam Bi Showab
Penulis;
Mohammad Harir Saifu Yasyak, S.Fil.I (Peserta Program Kaderisasi Ulama [PKU]
Gontor dan MUI Pusat. Angkatan Ke-VI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar