Dengan Lahirnya Nabi Muhammad S.A.W. sebagai
Rasulullah dan penutup para nabi, Islam sebagai sebuah Diin sempurna
sudah. Tidak ada nabi setelah beliau, dan tidak ada ajaran atau agama baru
setelah ajaran beliau. Tulisan ini saya tulis dalam rangka meneladani Rasulullah
Muhammad Shalallaahu alaihi wassallam. Dan juga bertepatan dengan hari miladnya beliau 12
Rabiul Awwal.
Kehidupan
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasallam adalah kehidupan yang penuh teladan bagi
umat, acuan dakwah sekaligus sebagai pedoman hidup. Beliau Shalallaahu alaihi
wasallam adalah teladan dalam ketaatan, dalam beribadah dan berakhlak yang
mulia. Teladan dalam bermuamalah yang baik dan dalam menjaga kehormatan dan
kemuliaan. Cukuplah pujian Allah Subhannahu wa Ta'ala atas beliau sebagai
buktinya.
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman,
“Dan
sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al-Qalam: 4)
Nabi Muhammad saw dilahirkan di Makkah pada hari
Senin, 12 Rabiul Awwal, Tahun Gajah yang bertepatan dengan bulan Agustus 570 M.
di rumah kakeknya Abd'1 Muttalib. Disebut tahun Gajah karena pada tahun
tersebut adalah tahun di mana Abrahah -Gubernur Ethiopia di wilayah kekuasaan
Yaman-, memimpin pasukan gajah ke Makkah untuk menghancurkan Ka'bah.
Ayahanda Nabi Muhammad adalah Abdullah, dan ibunya
bernama Amina, putri dari Wahab. Nabi Muhammad bila diruntut nasabnya akan
bertemu kepada nabi Ismail putra nabi Ibrahim; Nabi Muhammad putra Abdullah,
putra Abdul Muttalib, putra Hashim, putra Abdul Manaf, putra Qushai, putra
Kilab, putra Murrah, putra Kaab, putra Luai, putra Ghalib, putra Fihir, putra
Malik, putra Al Nadhar, putra Kanana, putra Khuzaima, putra Madraka, putra
Ilias, putra Mudir, putra Nizar, putra Ma'ad, putra Adnan, silsilah Adnan
bertemu sampai pada Kedar putra dari Nabi Ismail, putra Nabi Ibrahim. Kakek
Nabi Muhammad, abdul Muttalib, adalah pemimpin suku Quraisy, yang dihormati
oleh suku-suku di wilayah Mekkah, ibunda Nabi adalah wanita keturunan terhormat
dan silsilahnya dari suku yang sama. Pada hari ketujuh kelahirannya itu Abd'l
Muttalib minta disembelihkan unta. Hal ini kemudian dilakukan dengan mengundang
makan masyarakat Quraisy. Setelah mereka mengetahui bahwa anak itu diberi nama
Muhammad, mereka bertanya-tanya mengapa ia tidak suka memakai nama
nenek-moyang. "Aku menginginkan dia akan menjadi orang yang terpuji, bagi
Tuhan di langit dan bagi makhluknya di bumi," jawab Abdul Muttalib.
Ayahanda Nabi, Abdullah, meninggal beberapa minggu
sebelum kelahiran beliau, di Yatsrib pada saat mengunjungi saudara-saudara
ibunya, sehabis pulang dari Suria untuk berdagang. Ibunda beliau meninggal pada
saat perjalanan pulang dari Yatsrib, di suatu tempat yang dikenal dengan nama
Abwa, pada saat beliau berumur 6 tahun.
Nabi Muhammad adalah masih keturunan bangsawan
Quraisy, dan sudah menjadi kebiasaan bangsawan-bangsawan Arab di Mekkah untuk
menyerahkan anaknya kepada salah satu keluarga untuk disusui. Keluarga yang
menyusui Nabl Muhammad waktu itu adalah Halimah binti Abi Dhu'ab.
Kemudian beliau diasuh oleh kakeknya Abdul Muttalib
sampai berumur 8 tahun kemudian kakeknya meninggal juga. Setelah kakeknya
meninggal beliau diasuh oleh pamannya Abu Talib bersama tiga keponakannya; Ali,
Jaafar, dan Akeel. Dibawah asuhan pamannya Abu Talib mulailah Nabi Muhammad
menjadi seorang bisnisman dan pedagang. Beliau tumbuh dewasa dan terkenal
dengan kejujuran beliau, keadilan, rendah hati, dan kemauan yang keras. Pada
saat umur dua belas tahun, beliau mendampingi pamannya dalam kafilah dagang ke
Siria. Nabi Muhammad terkenal dengan gelar "al Amin" karena sifat
beliau yang dapat dipercaya oleh penduduk Mekkah clan sekitarnya. Gelar al Amin
artinya yang jujur, kepercayaan dan pemberian gelar ini, yang mana hal ini
adalah standar moral tertinggi bagi kehidupan di masyarakat.
Beliau adalah seorang yang rendah hati lagi lemah
lembut, sangat senang jika perkataannya dapat dipahami. Di antara bentuk
kepedulian beliau terhadap umat ialah dengan memperhatikan tingkatan-tingkatan
intelek-tualitas dan pemahaman mereka di dalam berkomunikasi. Hal tersebut
menunjukkan bahwa beliau adalah seorang yang sangat penyantun lagi sabar.
Diriwayatkan dari 'Aiysah radhiyallahu 'anha bahwa ia berkata:
"Tutur kata Rasulullah Shalallaahu alaihi wasallam
sangat teratur, untaian demi untaian kalimat tersusun dengan rapi, sehingga
mudah dipahami oleh orang yang mendengarkannya." (HR. Abu Daud)
Kalaupun seorang tokoh orientalis atau golongan
sempalan Islam telah menghina dan menghujat Rasulullah, maka kita sebagai
seorang muslim yang hanif, perlu menjelaskan dan meluruskan pandangan mereka
tentang Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasallam. Karena “Sesungguhnya telah
ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah”. Q.S. Al-Ahzab;21. Wallahu ‘alam bi shawab
Referensi
Al-Qur’an
Al-Hadits
Al-Qasim, Abdul Malik bin Muhammad bin Abdurrahman. Sehari
di Kediaman Rasulullah.
Irena Handono. Menjawab Buku The Islamic Invation (Robert
Morey) Islam Dihujat.
Penulis; Mohammad Harir
Saifu Yasyak, S.Fil.I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar