Kamis, 23 Februari 2012

Doa adalah Cara Mendekatkan Diri kepada Allah

 

Allah menegaskan tentang sangat pentingnya berdoa. Allah berfirman tentang pentingnya doa dalam ayat yang menyatakan “… Tuhanku tidak mengindahkan kamu jika tidak ada ibadahmu…” (QS Al-Furqan: 77). Seperti yang disebutkan oleh ayat ini, nilai seseorang di hadapan Allah tergantung kepada doanya. Ini karena seseorang yang berdoa hanya meminta apa yang dibutuhkannya dari Allah saja. Allah adalah Pemilik segalanya.


 Allah menciptakan segala hal yang kita butuhkan. Misalnya saja, makanan itu penting bagi kehidupan manusia. Allah menciptakan sayuran, buah, ayam, sapi, dan sebagainya. Allah menciptakan orang tua kalian dan seluruh orang di sekitar kalian. Allah, Yang Mahakuasa, mengaruniakan untuk manusia tubuh, kecerdasan, pengetahuan, kekuatan, kesehatan, dan kesempatan yang mereka nikmati.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Allah menciptakan segala hal sebagai nikmat untuk kita. Kita ”berhutang” kepada Allah atas makanan yang kita makan. Demikian pula, kita juga ”berhutang” kepada Allah karena kemampuan kita untuk memakan makanan ini. Coba pikirkan hal ini sebentar! Bagaimana kalian bisa mengunyah makanan tanpa gigi? Bagaimana kalian mencerna makanan itu dalam perut kalian? Adakah gunanya makanan jika kita tidak punya sistem pencernaan?

Kita mendapat makanan atas kehendak Allah. Karena Allah-lah Yang memberikan semua nikmat untuk kita, hanya kepada Allah-lah kita harus berdoa ketika kita menginginkan sesuatu terjadi atau ingin memperoleh sesuatu. Akibatnya, kita harus meminta segala hal dari Allah.

Sebuah contoh akan membuat Kita lebih memahami hal ini:

Ketika kita menekan sebuah tombol untuk menghidupkan lampu. Bisakah kita mengatakan bahwa tombol itulah yang menciptakan cahaya lampu? Tentu saja tidak. Tombol hanyalah alat, seperti halnya juga kabel yang mengantarkan arus listrik. Di dunia ini, Allah menciptakan sebab untuk segala akibat. Allah menciptakan air. Dalam waduk, air mengalir melalui turbin-turbin besar, sehingga arus listrik pun tercipta. Kabel mengantarkan arus listrik, dan akhirnya bola lampu mengubah arus listrik menjadi cahaya. Tetapi, sebenarnya Allah-lah Yang menciptakan cahaya. Jika Allah menghendaki, Dia bisa menciptakan arus listrik tanpa sebab-sebab tadi. Tetapi Allah ingin agar kita menggunakan akal kita untuk berpikir, untuk merenungkan apa yang telah Allah ciptakan, dan dengan cara ini, agar kita beriman.

Kita membuka keran ketika menginginkan air. Tetapi, bisakah Kita berkata bahwa pipa-pipa atau keran itulah yang menyebabkan air tercipta? Seperti halnya tombol tadi, keran hanyalah alat, bukan sebab.

Inilah pemahaman yang harus kita miliki, dan ini juga menerangkan mengapa kita perlu berdoa kepada Allah. Sebabnya adalah karena Allah-lah Yang menciptakan segalanya.

Jika kita buat daftar sebab-sebab kita perlu bersyukur kepada Allah dan berdoa kepada-Nya, daftar itu akan menghabiskan jutaan buku. Oleh karena itulah, orang-orang di sekitarmu yang tidak menganggap penting hal ini tidak akan pernah menggoyahkan kita. Ketidakmampuan mereka untuk menggunakan akal dan pengabaian mereka untuk berpikir dan merenung menyebabkan mereka mengalami kekeliruan besar.

Allah memberi tahu kita tentang akibat akhir yang akan diterima oleh orang-orang ini. Pahala dan siksa di akhirat disebabkan oleh cara kita bertindak di dunia ini dan ada atau tidaknya perjuangan kita untuk mendekatkan diri kepada Allah. Setiap orang akan diberi balasan atas perbuatannya di akhirat.

-          Bagaimana Cara Kita Berdoa?
Memikirkan kekuasaan dan kebesaran Allah, merasa takut kepada-Nya dan berdoa dengan rendah hati dan suara yang tidak terdengar oleh orang lain, adalah syarat doa. Allah memberi tahu kita tentang cara berdoa di dalam Al Qur'an:

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang melampaui batas. (QS Al-A’raaf: 55)

Berdoa tidaklah terbatas pada tempat atau waktu tertentu saja. Kita bisa mengingat Allah dan berdoa kepada-Nya kapan pun. Allah memerintahkan hal berikut ini dalam Al Qur'an:

Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk dan ketika berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata, “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau,, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali-Imran: 191)

Ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepadamu. Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kalian mengingkari nikmat-Ku. Hai orang-orang yang beriman, jadikankah sholat sebagi penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS al-Baqarah: 152-153)

Allah memberi kita contoh doa-doa dalam Al Qur'an. Beberapa di antara doa-doa para nabi dan orang beriman difirmankan sebagai berikut:

Nuh berkata, “Ya, Tuhanku. Sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon tentang sesuatu yang tidak aku ketahui hakikatnya. Dan seandainya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang yang merugi. (QS Hud: 47)

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah dari kami (amal-amal kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya, Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang-orang yang tunduk kepada Engkau, dan (jadikanlah) anak-anak cucu kami umat yang tunduk kepada Engkau, dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Menerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Baqarah: 127-129) 

[Yusuf berkata:] Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah mennganugerahkan kepadaku sebagian kerajaan, dan telah mengajarkan kepadaku sebagian tabir mimpi. Ya, Tuhanku, Pencipta langit dan bumi. Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat. Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam, dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh. (QS Yusuf: 101)

[Sulaiman berkata:] “… Ya, Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua ibu-bapakku, dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai. Dan masuklah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh. (QS an-Naml: 19)

Katakanlah, “Wahai Tuhan Yang mempunyai Kerajaan! Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS Ali Imran: 26)

Berkata Musa, “Ya, Tuhanku, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku supaya mereka mengerti perkataanku, dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, yaitu Harun saurdaraku, teguhkanlah dengan dia kekuatanku dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Melihat keadaan kami. (QS Thaha: 25-35)

Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, dan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata, “Ya, Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Ya, Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia. Dan bagi orang-orang yang zalim tidak ada seorang penolong pun.
Ya, Tuhan kami. Berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak pernah menyalahi janji-Mu.”

Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonan mereka dengan berfirman, ”Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kalian, laki-laki maupun perempuan, kalian adalah setara dalam hal ini...” (QS Al 'Imran: 191-195) Wallahu alam bi shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar