Kamis, 10 Januari 2013

Hedonisme Dan Bahayanya Bagi Kita




Sebagai seorang muslim, adalah keharusan bagi kita untuk selalu menjaga dan memperhatikan kehidupannya supaya tidak salah arah dan tujuan. diluar kita, ada segolongan orang yang orientasinya hanyalah duniawi, tiada lain kecuali harta, materi, dan kesenangan dunia. Tentunya hal semacam ini tidak pantas untuk kita ikuti bahkan kita banggakan.

 Jika seseorang yang materialis Oriented hanya mengejar materi untuk kepuasan nafsu serta menimbun pundi- pundi harta saja, maka kita sebagai umat Muslim mengejar materi untuk menafkahi keluarga, untuk beribadah kepada Allah. Jangan sampai kita me-Tuhan-kan hawa nafsu kita sendiri. Allah mengingatkan kita dalam al-Qur’an, surat Al-Jaatsiyah ayat 23;

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَن يَهْدِيهِ مِن بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?”.

Islam tidak melarang seseorang untuk mencari harta, selama harta yang dicari halal dan dengan cara yang halal tentu hal semacam ini sangat dianjurkan. Seorang muslim harus kaya secara jasmani dan rohani. Jadi dari segi materi kita Jangan sampai  kalah dengan orang yang tak mengenal Tuhan. Mereka bekerja keras untuk dunia, maka kita sebagai Muslim juga harus bekerja keras untuk Dunia dan Akherat. Sebagaimana Allah S.W.T. mengingatkan kita dalam Al-Qur’an surat al-Qashash ayat 77;

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

“dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.

 Rasulullah Muhammad S.A.W. Teladan kita pun juga mencontohkan kepada kita. Selain sebagai seorang utusan Allah di Bumi ini, Beliau seorang pekerja keras, seorang pedagang, saudagar kaya, beliau pun tak lupa menafkahkan hartanya di jalan Allah. Nabi Sulaiman A.S. seorang raja, penguasa alam Dunia dan Jin, beliau tetap beribadah kepada Allah S.W.T. Sahabat- Sahabat nabi pun tidak kalah dalam berjuang dan beribadah, beliau- beliau ini menafkahkan harta bendanya bahkan raganya untuk menegakkan kalimat Allah dan masih banyak yang lainnya. Subhanallah… banyak suri tauladan yang bisa dijadikan panutan bagi kita, untuk berjuang di Zaman sekarang ini.

Orang Hedonis cenderung jauh dari unsur- unsur ibadah, mereka cenderung lalai dalam mengingat Allah, mereka menjauh dari Allah, malah menyingkirkan Allah dari kehidupannya dan bahkan terkadang tidak percaya dengan Allah. Maka kita sebagai seorang muslim jangan ikut- ikutan lalai seperti mereka. Sebagaimana dalam al-Qur’an, surat Al-Jaatsiyah ayat 24- 26;

وَقَالُوا مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَا إِلَّا الدَّهْرُ وَمَا لَهُم بِذَلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ -٢٤- وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ مَّا كَانَ حُجَّتَهُمْ إِلَّا أَن قَالُوا ائْتُوا بِآبَائِنَا إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ -٢٥- قُلِ اللَّهُ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يَجْمَعُكُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لَا رَيبَ فِيهِ وَلَكِنَّ أَكَثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ -٢٦-

dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja. # dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang jelas, tidak ada bantahan mereka selain dari mengatakan: "Datangkanlah nenek moyang Kami jika kamu adalah orang-orang yang benar." # Katakanlah: "Allah-lah yang menghidupkan kamu kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya; akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Dari sini bisa kita pahami bagaimana bahayanya berlaku hedonis. Seseorang yang hedonismenya tinggi cenderung akan lupa terhadap Allah, ia menjadi sekuler, bahkan Atheis. Dan kalaupun seorang muslim masih terjangkit virus seperti ini, berarti bisa kita simpulkan bahwa tingkat pemahamannya terhadap Islam masih lemah dan kurang. bagi kita umat Islam, dunia adalah ladang untuk beribadah, bekerja untuk beribadah, belajar untuk beribadah, semua yang kita lakukan memiliki dimensi ibadah. Wallahu ‘alam bi Showab

Penulis; Mohammad Harir Saifu Yasyak, S.Fil.I (Peserta Program Kaderisasi Ulama [PKU] Gontor dan MUI Pusat. Angkatan Ke-VI. 2012- 2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar