Selasa, 30 Oktober 2012

Konsep Perbuatan Manusia (Af’alul Ibad) Menurut Para Mutakallimin




Dalam madzab- madzab Islam, muncul berbagai pendapat mengenai konsep perbuatan manusia (af’alul Ibad). perbedaan pendapat ini sebenarnya secara tidak langsung telah mempengaruhi pola pikir masyarakat mengenai hakikat perbuatan manusia.  maka dari itu, sebagai seorang muslim yang berilmu harus tahu dengan benar bagaimana konsepsi tentang sejatinya perbuatan manusia ini.


Mengenai konsep perbuatan manusia (af'alul Ibad). Madzab Jabariyah menyatakan, bahwasanya perbuatan manusia itu sudah ditakdirkan adanya dan manusia hanya menjalankan apa- apa yang Allah SWT kehendaki. Jadi perbuatan manusia itu hanyalah fi’lul majazy, sedangkan kehendak Allah SWT lah yang dikatakan sebagai fi’lul Haqiqi. Madzab ini sebenarnya telah menafikan kekuatan dan usaha manusia dalam segala perbuatannya. 
Sedangkan penganut  Madzab Qodariyah, mereka berpendapat bahwa manusia itu memiliki kekuatan, kekuasaan, dan power untuk melakukan apapun tanpa campur tangan Tuhan. Dengan melihat paham mereka ini, terkesan bahwa manusia itu superior dan tidak percaya terhadap taqdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT. 

Dari kedua madzab ini, tentunya memiliki kelemahan karena  Madzab Jabariyah terlalu pasif  dan pesimis dalam menyikapi kehidupan, sedangkan Madzab Qodariyah terkesan aktif dan bahkan over dalam memahami hidup. 

Hal ini sangat berbeda jauh dengan Madzab Ahlu Sunnah  dalam menyikapi konsep tentang perbuatan manusia. Madzab ahlu sunnah sebagaimana yang  telah kita ketahui telah terbagi menjadi dua golongan yaitu golongan salaf dan kholaf mereka berpendapat bahwa, manusia itu di beri kemampuan untuk berbuat secara nyata atau hakiki dan perbuatan manusia itu bukan perbuatan yang bersifat perumpamaan (majazy), dan apa- apa yang telah manusia perbuat,  akan memberikan efek bagi kehidupannya selamanya di dunia, dan di akhirat. 

Madzab Ahlu Sunnah juga menjelaskan bahwa, selain percaya bahwa perbuatannya itu adalah nyata dan membawa pengaruh pada kehidupannya di dunia dan di akhirat (al-Kahfi: 29) (ali Imran: 152),  manusia harus percaya bahwa ada kehendak Allah SWT untuk manusia yang sudah tertulis di lauful mahfud (al-hadid: 22), jadi manusia itu tetap percaya adanya takdir Allah SWT. Dari sini bisa kita ketahui bahwa konsep perbuatan manusia (af’alul Ibad) antara Madzab Jabariyah, dan Madzab Jabariyah serta Madzab Ahlu Sunnah tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim perlunya memahami bagaimana konsep tentang perbuatan manusia (af’alul Ibad) yang benar, supaya tidak salah dalam menentukan sikap atas pandangan tentang konsep ini. Wallaahu a'lam bi Showab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar