Dewasa ini, seseorang sudah terbiasa berkata kotor, atau
mengumpat dan bahkan mencela orang lain. Hal ini disebabkan kurang tahunya dan ketiadaan ilmu dalam diri seseorang akan pentingnya
berakhlak yang baik. Umpatan- umpatan itu biasa kita dengar dalam berbagai
bahasa yang ada didunia ini.
Akhlak sangat diperhatikan dalam Islam. Nabi Muhammad
diutus oleh Allah untuk memperbaiki Akhlak manusia. Rasulullah SAW. Bersabda melalui
sahabat Abu Huroiroh rodhiyallahu ‘anhu:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ
(وَفِي رِوَايَةٍ صَالِحَ) الأَخْلاَقِ
”Sesungguhnya
aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang sholeh”. (HR: Bukhari dalam shahih
Bukhari kitab adab, Baihaqi dalam kitab syu’bil Iman dan Hakim).
Allah tidak
menginginkan hamba- hambanya itu tersesat. Maka diberikanlah Hidayah melaui
Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah. Seseorang terkadang secara sadar atau pun
tidak sadar telah menyakiti sesamanya. Karena luapan emosi yang berlebihan atau
tingkat kemarahan yang sudah tidak bisa dibendung lagi, lantas ia mengumpat dan
mencela. Sebagai muslim yang sejati untuk selalu kontrol diri, menahan amarah
serta nafsu sangat dianjurkan. Allah
mengingatkan kita akan pentingnya hal itu.
Rasulullah Muhammad SAW. juga mengingatkan supaya kita
tidak cepat marah atau mudah naik pitam. dalam hadistnya yang berbunyi:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِي، قَالَ
: لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَاراً، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ
[رواه البخاري]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu sesungguhnya
seseorang bertanya kepada Rasulullah sholallohu ‘alaihi wa sallam : (Ya
Rasulullah) nasihatilah saya. Beliau bersabda : Jangan kamu marah. Beliau menyatakan
hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda : Jangan engkau marah.
(Riwayat Bukhori )
Dalam surat al-Humazah ayat 1-9 disebutkan
bahwa Celakalah bagi setiap pengumpat lagi pencela. Kita diingatkan akan bahaya
mengumpat dan mencela dengan kata celaka dalam al-Qur’an tertulis ويل . dan tidak hanya itu saja, Allah
mengingatkan akan bahya bagi seseorang yang kerjaannya hanya mengumpulkan
harta, menimbun harta, memperbanyak pundi- pundi kekayannya sehingga ia lalai
mengingat Allah, dan karena hartanya itu dia menjadi kikir dan bakhil serta
tidak mau menafkahkannya di jalan Allah. Jangan mengira bahwa hartanya itu
dapat mengkekalkannya, Sekali-kali tidak!
Dalam lanjutan ayat itu dijelaskan bahwa, Sesungguhnya
Dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. dan tahukah kamu apa
Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang
(membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang
mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.
Sebenarnya manusia itu di tinggikan derajatnya atas
makhluk- makhluk ciptaan Allah yang lain. Kita seharusnya bersyukur
kepada-Nya. Naudzubillah Min Dzalik Semoga kita tidak termasuk dalam
golongan umat yang sudah digambarkan dalam surat al-Humazah ini. Amin…
Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah
adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan
tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
Wallahu A’lam Bi-Showab
Penulis: Mohammad Harir Saifu Yasyak, S.Fil.I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar