Pluralisme sudah menyebar luas diberbagai lapisan masyarakat. secara tidak sadar beberapa orang sudah terjangkit virus ini. “Pluralisme Agama sama dengan Agama Baru dan
jika ide ini dikembangkan di negara yang mayoritas penduduknya adalah Islam,
maka akan berdampak besar pada proses “de-islamisasi”.” Dr. Anis Malik toha
Kaum pluralis mengklaim bahwa pluralisme menjunjung tinggi
dan mengajarkan toleransi, tapi justru mereka sendiri tidak toleran karena
menafikan kebenaran ekslusif sebuah agama.
Mereka menafikan klaim “paling benar sendiri” dalam
suatu agama tertentu, tapi justru pada kenyataannya kelompok pluralis-lah yang
mengklaim dirinya paling benar sendiri dalam membuat dan memahami statement
keagamaan (religious statement)
Adanya “pemaksaan” nilai-nilai dan budaya barat
(westernisasi) terhadap negara-negara di belahan dunia bagian timur, dengan
berbagai bentuk dan cara
Mereka merelatifkan tuhan-tuhan yang dianggap absolute oleh
kelompok-kelompok lain seperti Allah, Trinitas, Yahweh, Trimurti, dan lain
sebagainya.
Mereka juga mengklaim bahwa hanya tuhan mereka sendiri yang
absolute. Tuhan yang absolute menurut mereka ini namanya, seperti yang
diusulkan John Hick, adalah “The Real” yang kebetulan ia dapatkan padanan
katanya dalam Islam sebagai “Al-Haq”. Nah menurutnya, nama-nama Tuhan dalam
berbagai agama hanyalah sebagai manifestasi dari “The Real” ini. Oleh karena
itu, semua orang harus mengimani tuhannya John Hick ini. Jadi pada hakikatnya,
tanpa sadar mereka telah membangun absolutisme-nya sendiri.
Pemikiran pluralisme agama itu sangat sarat dengan self-inconsistent.
Pluralisme agama adalah agama baru, dimana sebagai agama dia
punya tuhan sendiri, nabi, kitab suci dan ritual keagamaan sendiri. Sebagaimana
humanisme juga merupakan agama, dan tuhannya adalah nilai-nilai kemanusiaan,
seperti yang dikatakan August Comte. Dan dalam hal ini John Dewey (seorang
filosof Amerika) mengatakan demokrasi adalah agama dan tuhannya adalah
nilai-nilai demokrasi.
Dengan penggunaan fiqih linas agama yang sudah disalah
gunakan mereka (pluralisme) bertujan untuk pembentukan
civil society yang berakidah pluralisme. Wallahu 'alam bi Showab
Referensi; Majalah Islamia arsip lama
Penulis; Mohammad Harir Saifu Yasyak, S.Fil.I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar