Kamis, 22 Desember 2011

SHOLAT ITU CAHAYA



"Sesungguhnya shalat itu dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar."
[Qs. Al-Ankabut= 45]

Shalat yang bagaimanakah yang dapat mencegah seseorang dari perbuatan buruk sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat Al-Quran diatas? apa rahasia dan hikmah yang terdapat dalam waktu-waktu shalat yang kita kerjakan sebanyak lima kali dalam sehari itu? 

Selanjutnya hal lain yang terpenting dalam shalat adanya rasa khusyu', karena shalat yang dikerjakan tanpa khusyu' bagaikan jasad yang tak memiliki ruh dan bagaikan pohon tidak berbuah.

Sholat Itu Cahaya

Rasulullah menyebut sholat sebagai Nuur (cahaya), maksudnya adalah cahaya di hati seorang mukmin. Apabila hati bercahaya, maka wajah pun akan bercahaya. Sedangkan di akhirat kelak di saat yang gelap, sholat seorang mukmin benar-benar menjadi cahaya hakiki yang memancar di sekelilingnya memberikan penerangan, sebagaimana Allah berfirman (artinya):

“(Yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka...” [QS. al-Hadiid: 12]

Ibnu Daqiiqil I’id menerangkan bahwa sholat disebut cahaya karena ia mampu mencegah seseorang dari kemaksiatan, dari kefasikan dan kemungkaran, dan juga memberikan petunjuk kepada jalan kebenaran, sebagaimana cahaya yang sesungguhnya digunakan sebagai pemberi petunjuk dan penerangan.

Termasuk dalam cakupan makna Nuur (cahaya) di sini adalah ilmu agama. Karena Allah juga menyebut Rasulullah dan al-Qur-an sebagai sumber ilmu agama dengan kata “Nuur” dalam QS al-Maa-idah: 15.

Sehingga tidak heran jika Imam Ibnu ‘Utsaimin mengatakan bahwa sholat bisa membuka pintu ilmu dan fiqh bagi seseorang (tentunya jika dikerjakan dengan ikhlas sesuai tuntunan sunnah yang shahih).

“Bersuci adalah separuh keimanan. (Kalimat) Alhamdulillah memenuhi mizan (timbangan amal di akhirat). Dan (kalimat) Subhaanallaahi wal hamdulillaah, keduanya memenuhi apa-apa yang berada di antara langit dan bumi. Sholat adalah cahaya, dan sedekah adalah bukti. Sabar adalah sinar yang terik, dan al-Qur-an adalah hujjah yang akan membelamu atau (boleh jadi) yang akan melawanmu. Semua manusia berangkat di pagi hari untuk berusaha, ada yang menjual dirinya (kepada Allah) sehingga ia terbebas (dari adzab), atau (kepada setan) sehingga ia binasa.”


Hadits di atas derajatnya SHAHIH, diriwayatkan oleh Imam Muslim: 223, at-Tirmidzi: 3517, Ibnu Majah: 280, Ahmad: 22395, 22401, dan ad-Darimi: 653; dari Sahabat Rasulullah yang mulia, Abu Malik al-Haarits bin ‘Aashim al-Asy’ary radhiallaahu’anhu

Para pembesar Yahudi melakukan pertemuan. Dalam pertemuan yang juga dihadiri kalangan pendeta Yahudi, mereka membahas langkah baru guna menghadapi ajaran Rasulullah Saw. Mereka ingin mempertanyakan kebenaran agama Islam dan menghalangi cahaya dahsyat yang memancar dari agama ilahi tersebut. Pertemuan pun digelar dan dihadiri ulama Yahudi yang paling alim saat itu. Berbagai usulan pun disampaikan dalam pertemuan tersebut. Usulan terbaik dalam pertemuan itu adalah menguji Rasulullah Saw di depan umum melalui berbagai pertanyaan pelik. Dengan cara itu, mereka berupaya menjatuhkan sosok Rasulullah Saw di depan umum.


Berdasarkan usulan tersebut, sekelompok ulama Yahudi pergi ke masjid dan mohon kepada Rasulullah Saw supaya menjawab pertanyaan-pertanyaannya di depan umum. Mendengar permohonan mereka, Rasulullah Saw menyambutnya dengan baik. Rasulullah pun menjawab satu persatu pertanyaan yang dilontarkan ulama Yahudi. Mereka pun terperangah mendengar jawaban Rasulullah Saw.


 Pertanyaan tentang Shalat dan Jawaban Nabi


Seorang pembesar Yahudi berpikir akan mengalahkan Rasulullah Saw dengan pernyataan terakhir. Ia bertanya, "Mengapa Allah Swt mewajibkan shalat lima waktu dalam sehari semalam? Mengapa tidak kurang dan tidak lebih dari jumlah tersebut? Rasulullah Saw dengan wajah sucinya yang menampakkan kerinduan kepada Allah Swt, menjawab, "Saat waktu Dzuhur tiba, segala sesuatu berada di bawah singgasana (Arsy) Allah Swt, yang semuanya bertasbih memuji Allah Swt. Untuk itu, Allah Swt mewajibkan shalat Dzuhur kepadaku dan umatkku, khusus waktu itu." Beliau bersabda, "Dirikanlah shalat dari tergelincirnya matahari hingga menjelang gelap malam."



Adapun shalat Ashar bertepatan dengan waktu saat Nabi Adam as memakan buah yang dilarang oleh Allah Swt. Akibat perbuatan itu, Nabi Adam as dikeluarkan dari surga. Untuk itu, Allah Swt mewajibkan shalat Ashar kepada keturunan Adam as dan ummatku. Sholat ini adalah shalat yang paling dicintai di sisi Allah Swt.



Mengenai shalat Maghrib, Rasulullah Saw bersabda, Allah Swt menerima taubat Nabi Adam setelah bertahun-tahun, dan memerintahkannya untuk mengerjakan shalat tiga rakaat. Allah Swt mewajibkan shalat Maghrib kepada umatku, karena saat itulah doa-doa hamba-Nya akan dikabulkan. Allah Swt dalam surat Ar Ruum ayat 17 berfirman, "Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan waktu kamu berada di waktu subuh."

 
Setelah itu, Rasulullah berbicara mengenai shalat Isya dan bersabda, di alam kubur dan hari kiamat diliputi kegelapan yang menakutkan yang hanya dapat diterangi dengan cahaya shalat Isya. Alllah Swt berfirman, tidak ada langkah untuk mengerjakan sholat Isya melainkan Allah Swt menjauhkan tubuh orang yang melakukan sholat tersebut dari api neraka."



Adapun mengenai filsafat shalat Shubuh, para penyembah matahari melakukan ritual yang diyakini sebagai ibadah, saat matahari terbit. Untuk itu, Allah Swt memerintahkan mukminin beribadah mengerjakan sholat Shubuh sebelum orang-orang kafir bersujud menyembah matahari.


 Penjelasan tersebut merupakan bagian dari rahasia shalat lima waktu yang disampaikan Rasulullah Saw di depan pembesar Yahudi. Mendengar penjelasan Rasulullah Saw, para pembesar Yahudi terkesima dan bungkam seribu bahasa. Para pembesar dan ulama Yahudi saat itu tidak mempunyai alasan lain untuk mengingkari ajaran ilahi yang diemban oleh Rasulullah Saw. Orang-orang Yahudi pun segera meninggalkan masjid, tempat mereka menguji Rasulullah Saw.






Sains dan Hikmah Shalat


Islam adalah sebuah agama yang ajaran dan hukum-hukumnya berdasarkan hikmah dan logika. Saat ini, ilmu yang begitu luas dan maju berhasil mengungkap sejumlah rahasia shalat di balik manfaat kesehatan, akhlak, dan psikologis. Filosof terkenal asal Perancis, Alexis Carrel mengatakan, "Manfaat ibadah kepada Allah juga dapat dikaji secara ilmiah. Sebab, shalat tidak hanya berdampak pada kondisi mental, tapi juga berpengaruh pada tubuh. Terkadang shalat juga dapat menyembuhkan penyakit di dalam tubuh. Meski penemuan itu tidak dapat diraba, namun fakta tak dapat dipungkiri. Kantor Penemuan Kedokteran Lord mencatat lebih dari 200 penyembuhan atas sejumlah penyakit dari hasil ibadah dan doa."



Kedokteran di zaman sekarang juga membuktikan bahwa doa dan ibadah dapat mencegah tekanan darah dan menjaga keseimbangannya. Majalah Readers Digest menulis, "Berdasarkan berbagai riset terbukti bahwa orang-orang yang melakukan ibadah secara rutin lebih terjaga dari berbagai penyakit seperti tekanan darah, jantung, dan kanker bagian leher." Shalat merupakan ibadah terbaik yang membentuk spirit dan jiwa manusia. Selain itu, shalat merupakan pintu bagi penerangan jiwa dan hubungan luar biasa dengan sumber wujud.

 
Tak diragukan lagi, shalat konstruktif menghasilkan berkah yang tidak ada batas dan kekuatan luar biasa untuk pendidikan manusia. Selain dampak spritual dan pendidikan, juga terdapat manfaat-manfaat lainnya bagi manusia. Sebagai contoh, sejumlah dokter baru-baru ini melakukan riset mengenai dampak dan manfaat shalat dari sisi kesehatan. Mereka mengatakan, berdiri dan duduk yang dilakukan berulangkali di shalat memperlancar perputaran darah dalam tubuh manusia. Dikatakan pula, shalat bermanfaat bagi efektifitas kinerja alat pencerna dalam tubuh.

 
Meski demikian, kita harus menyadari bahwa ilmu manusia sangatlah terbatas di banding ilmu Allah Swt yang tidak terbatas. Untuk itu, seseorang yang tidak mengetahui filsafat dan faedah hukum ilahi, tidak berarti menemukan alasan untuk meninggalkan ibadah tersebut. Shalat merupakan ibadah yang dapat menenangkan manusia yang selaras dengan esensi penciptaannya. Orang-orang yang mengerjakan shalat, berkomunikasi dengan Allah Swt untuk mencari ridha-Nya. wallahu a'lam bisshowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar