Akhir-akhir ini ajaran syiah berkembang dengan pesat di seluruh
pelosok dunia Islam, termasuk di Indonesia, sementara di sisi lain banyak kaum
muslimin yang tidak memahami hakekat sebenarnya mazhab syiah yang nampaknya
Ilmiah dan merupakan satu-satunya kebenaran, namun penuh dengan kesyirikan dan
kesesatan yang tiada tara.
Maka tidak heran jika kita melihat simpati terhadap syiah menyebar
di mana-mana. Hal ini hanya dikarenakan ketidak tahuan mereka terhadap hakekat
syiah. Maka kami tergerak untuk menerangkan hakekat mazhab syi’ah yang selama
ini tersembunyi, atau lebih tepatnya disembunyikan agar tidak diketahui oleh
pengikutnya dan orang awam, agar mereka mengetahui hakekat sebenarnya mazhab
syi’ah dan dapat mengenal kesesatan-kesesatannya.
Kenapa
Syi'ah Dinamakan Dengan Rafidhah?
Penamaan
ini disebutkan oleh syaikh mereka Al Majlisi dalam bukunya "Al
Bihaar" dan ia mencantumkan empat hadits dari hadits-hadits mereka[i]
Ada yang mengatakan : mereka dinamakan rafidhah, karena mereka
datang ke Zaid bin Ali bin Husein, lalu mereka berkata : "Berlepas dirilah
kamu dari Abu Bakar dan Umar sehingga kami bisa bersamamu!", lalu beliau menjawab
: "Mereka berdua (Abu Bakar dan Umar) adalah sahabat kakekku, bahkan aku
setia kepada mereka". Mereka berkata : "Kalau begitu, kami menolakmu
(rafadhnaak) maka dinamakanlah mereka Raafidhah (yang menolak), dan orang yang
membai'at dan sepakat dengan Zaid bin Ali bin Husein disebut Zaidiyah[ii].
Ada yang mengatakan : mereka dinamakan dengan Raafidhah, karena
mereka menolak keimaman (kepemimpinan) Abu Bakar dan Umar[iii],
Dan dikatakan mereka dinamakan dengan Rafidhah karena mereka menolak agama.[iv]
Kemunculan Firqoh(kelompok) Rofidhoh dimulai ketika munculnya
seorang Yahudi dari yaman bernama Abdullah bin Saba’yang berpura2 masuk islam
dan berpura2 mencintai Ahlul bait Nabi Sallalahu Alaihi Wasallam, bersikap
berlebihan terhadap Ali bin Abi Tolib Rodhiallahu Anhu, mendakwakan bahwa Nabi
telah mewasiatkan kepada Ali bin Abi Tolib untuk menjadi khalifah setelah
wafatnya nabi lalu menganggapnya sebagai Tuhan, hal ini diakui oleh buku2
syiah.
Dalam buku Al Maqolat wal Firoq hal 10-21 : Al Qummi mengakui
keberadannya dan menganggap ibnu saba’ sebagai orang pertama yang mengatakan
bahwa nabi telah mewasiatkan kepada Ali untuk menjadi imam , bahwa Ali akan
kembali lagi ke dunia setelah wafat, dan orang pertama yang memulai mencela dan
memaki Abu Bakar, Umar, Utsman dan seluruh sahabat nabi. Hal ini seperti
dikemukakan Naubakhti dalam bukunya Firoqusyi’ah hal 19-20. Al Kisyi juga
mengemukakan hal yang sama dalam bukunya Rijalul Kisyi hal 106-108. pengakuan
adalah bukti yang terkuat dan mereka adalah pemuka ulama rofidhoh.
Sebab
penamaan mereka dengan Syi’ah Itsna asyriyyah.(dua belas)
Dari
12 imam yang dianggap imam oleh Rofidhoh sbb:
Ali bin Abi Tolib Rodhiyallahu Anhu yang mereka juluki dengan Al Murtadho,
khulafa Rosyidin ke 4, menantu Rasululah saw, mati dibunuh oleh Abdurrahman bin
Muljim si Khawarij di masjid Kufah tahun 17 Romadhon 40 H.
Hasan
bin Ali Radhiyallahu Anhuma yang dijuluki almujtaba.
Husein
bin Ali Radhiyalahu Anhuma yang dijuluki syahid.
Ali
Zainal Abidin bin Husein (80-122) yang dijuluki Al sajjad.
Muhammad
Al baqir bin Ali Zainal Abidin (meninggal th 114 H) yang dijuluki Al Baqir.
Ja’far
Assodiq bin Muhammad Al Baqir (meninggal th 148 H) dijuluki Assodiq.
Musa
Al Kazim bin Ja’far Assodiq (meninggal th 183 H) dijuluki Al Kazim.
Ali
Arridho bin Musa AL Kazim (meninggal th 203 H)dijuluki Arrodhiy.
Muhammad
Al Jawwad bin Ali Arridho (195 H-226H)dijuluki Attaqiy.
Ali
Al Hadi bin Muhammad Al Jawad (212-254 H) dijuluki Annaqiy.
Hasan
Al Askari bin Al Alhadi (232-260 H) dijuluki Azzakiy.
Muhammad Al Mahdiy bin Hasan Al Askari, tidak diketahui kapan
dilahirkan, ada yang berpendapat bahwa dia belum mati tapi menghilang di
sirdaab. Dijuluki sebagai Alhujjah yang ditunggu2 dan kita Ahlussunnah
menjulukinya dengan mahdi palsu.
Mereka
menyangka bahwa Imam mahdi tersebut telah menghilang di sebuah lobang di rumah
ayahnya di Samurra’ di Irak dan tidak pernah keluar lagi. Terjadi perselisihan
mengenai waktu menghilangnya mahdi tersebut. Ada yang berpendapat dia berumur 4
tahun saat menghilang, ada yang berpendapat bahwa diamenghilang umur 8 tahun.
Tetapi kebanyakan peneliti dan ulama berpendapat bahwa imam ke dua belas
tersebut meamng tidak pernah ada, hanya merupakan karangan orang syi’ah saja.
Sebab
Penamaan mereka sebagai Rofidhi
Kata
Rofdh secara bahasa memiliki makna menolak.[v]
Rafidhoh secara istilah bermakna: sebuah firqoh(kelompok) yang
menyatakan diri mendukung dan cinta ahlul bait nabi Sallalahu Alaihi Wasallam
dengan memusuhi Abu Bakar dan Umar serta para sahabat kecuali beberapa orang,
mengkafirkan mereka dan mencela/memaki para sahabat.
Imam Ahmad bin Hambal berkata Rofidhoh adalah mereka yang memusuhi
sahabat nabi Sallalahu Alaihi Wasallam, yang memaki2 dan menghina mereka[vi]. Abdullah
bin Ahmad berkata : "aku bertanya kepada ayahku tentang Rofidhoh maka dia
menjawab bahwa mereka adalah yang memaki Abu Bakar dan Umar."[vii]
Imam Abu Qosim Attaimiy yang dijuluki dengan pembela sunnah tentang
Rofidhoh: "mereka adalah yang memaki Abubakar dan Umar Rodhiyallahu
Anhuma, semoga Allah meridhoi mereka berdua dan para pecinta mereka
berdua."[viii]
Tidak ada kelompok lain selain Rofidhoh yang mencela Abu Bakar dan
Umar, ini adalah karena besarnya kehinaan mereka, semoga mereka dimusuhi Allah.
Syeikhul Islam Ibnu Taymiyah berkata: "Hanya Rofidhoh yang
memusuhi dan melaknat Abu Bakar dan Umar, tidak ada selain mereka yang membenci
kedua sahabat tersebut."[ix]
Dalam literatur Rafidhoh telah dijelaskan bahwa cinta kepada
Abubakar dan Umar adalah batasan yang membedakan mereka dengan kelompok lain
yang mereka sebut sebagai Nawasib. Darrazi meriwayatkan dari Muhammad bin Ali
bin Musa: "Aku menulis surat kepada Ali bin Muhammad Alaihissalam[x], tentang
Nasibi apakah perlu untuk mengujinya/mengetahuinya dengan lebih jauh dari
sekedar mendahulukan Jibt dan Toghut[xi]. (daripada
Ali) dan meyakini bahwa mereka berdua adalah Imam? Maka beliau menjawab bahwa
siapa saja yang begitu berarti nasibi."[xii]
Sementara itu kebanyakan ilmuwan berpendapat bahwa sebab mereka
disebut Rofidhoh adalah karena mereka menolak Zaid bin Ali dan keluar dari
tentaranya setelah sebelumnya mereka adalah tentara Zaid bin Ali saat beliau
memberontak kepada Khalifha Hisyam bin Abdul Malik tahun 121 H setelah mereka
mengumumkan permusuhan terhadap Abubakar dan Umar lalu dilarang oleh Zaid.
Abul Hasan Al Asy’ari berkata : Zaid bin Ali berpendapat bahwa Ali
adalah sahabat yang paling utama dan berpendapat boleh memberontak kepada
pemerintahan yang zolim serta mencintai Abubakar dan Umar. Setelah muncul orang
yang memaki abubakar dan Umar di kalangan tentaranya maka dia memarahi mereka.
Lalu sebagian tentaranya menolak perkataan Zaid dan memisahkan diri dari
kelompoknya lalu Zaid berkata: "Kalian telah menolakku
(rofadhtumuunii)", maka dikatakan bahwa mereka disebut sebagai Rofidhoh
karena perkataan zaid di atas[xiii].
Qowamussunah[xiv],
Arrozi[xv], Syihristani[xvi],
Ibnu Taymiyyah[xvii],
juga berpendapat demikian. Sementara itu Abul Hasan Al Asy’ari memiliki
pendapat lain, yaitu mereka diseut rofidhoh karena menolak kepemimpinan
Abubakar dan Umar.[xviii]
Kaum Rofidhoh sangat tidak senang dengan sebutan ini dan berpendapat bahwa
julukan ini (rofidhoh) adalah sebutan yang berasal dari musuh mereka. Muhsin Al
Amin berkata “Rofidhoh adalah ejekan kepada mereka yang mengutamakan Ali bin
Abi Tolib dalam khilafah dan kebanyakan digunakan untuk ejekan”.[xix]
Oleh karena itu mereka menyebut diri mereka sebagai syi’ah dan
dikenal luas dengan sebutan ini, serta memebuat beberapa cendikiawan tepengaruh
dan menyebut mereka dengan sebutan syi’ah. Pada hakekatnya istilah syi’ah
sendiri bermakna umum yaitu mereka yang membela atau masuk dalam golongan
seseorang. Memang Mereka secara nampak masuk dalam golongan Ali bin Abi Tolib
tapi mereka menolak kepemimipinan Abubakar dan Umar serta menolak kebenaran
maka mereka sebenarnya adalah rofidhoh, dan inilah sebutan yang harus kita
gunakan untuk menyebut mereka.
[i]
Lihat buku : Al Bihaar, oleh Al Majlisi, hal : 68-96-97. (Dia ini
merupakan salah seorang tempat bertanya orang-orang rafidhah (syi'ah) untuk
zaman-zaman terakhir).
[ii] At
Ta'liiqaatu 'Ala Matni Lum'atil 'Itiqaad, oleh : Syeikh Alaamah Abdullah bin
Abdurrahman Al Jibrin, -semoga Allah menjaganya-, hal : 108.
[iii] Lihat
: catatan kaki buku Maqaalaat Al Islamiyiin, oleh Muhyiddin Abdul Hamid,
(1/89).
[iv] Lihat
: di buku Maqaalaat Al Islamiyiin, (1/89).
[v] Qamus
AL Muhith, Fairuz Abadi 2/332, Maqayiis Allughoh, Ibnu Faris 2/422.
[vi] Tobaqot
AL Hanabilah Ibn Abi Ya’la 1/33
[vii] Riwayat
Al Khollal dalam kitab Assunnah no 777 dengan sanad sohih menurut peneliti
kitab tsb.
[viii]
Al
Hujjah fi bayan Al mahajjah 2/478
[ix] Majmu’
Fatawa 4/435
[x] Abul
Hasan Ali AlHadi bin Muhamad Al Jawad
salah seorang Imam Syi’ah.
[xi] Yang
dimaksud adalah Abubakar dan Umar. Disebutkan dalam tafsir Al Ayyasyi 1/246
dalam keterangan surat
[xii] Al
Mahasin Anifsaniyyah karangan Muhamad AL Asfur Addarrozi hal. 145.
[xiii]
Maqolatul
Islamiyiin 1/137
[xiv] Alhujjah
fi bayanil mahajjah. 2/478
[xv] I’tiqod
Firoqul Muslimin wal Musyrikin. Hal. 52.
[xvi] AL
Milal wannihal 1/155
[xvii]
Minhajussunnah
1/8 Majmu’ Fatawa 13/36.
[xviii]
Maqolatul
Islamiyin 1/89
[xix] A’yanu
Syi’ah 1/20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar